Tugas
Bahasa Indonesia (SOFTSKILL)
Semester
6
Tugas
bulan Maret
Nama : Tika Permata Sari
Kelas : 3EA27
NPM : 1721111
Dosen : Rini Sawitri
PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap besar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut dengan menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis dan hasil kesimpulannya
disebut dengan konklusi. Hubungan anatara premis dan konklusi disebut dengan
konsekuensi.
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu
:
·
Metode Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang diawali dengan
menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan
contoh-contoh fakta) yang diakhiri
dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf induktif sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf
sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf induktif adalah :
Pada saat ini remaja lebih menyukai tari-tarian barat
seperti brigdens, shuffle, shalsa, free dance dan alain sebagainya. Begitupula
dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz maupun reff tarian
dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat.
Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian
budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan
budaya tradisional.
Contoh generalisasi :
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
·
Metode Dedukatif
Metode berpikir dedukatif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh :
Masyarakat indonesia konsumtif (umum) karena adanya
perubahan arti sebuah kesuksessan (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Bagian ini membutuhkan pengembangan konsep dan simbol dalam penalaran.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang
abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan sebuah simbol. Simbol atau lambang yang
digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan
berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah
abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang
digunakan adalah kalimat berita dan penalaran menggunakan simbol berupa
argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan diatas jelas bahwa tiga bentuk
pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling terkait. Tidak ada
proposisi tanpa ada pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama-sama dengan terbentuknya pengertian perluasan akan terbentuk pula
proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau
dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi
merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran adalah jika
seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan
kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat-syarat dalam menalar dapat
dipenuhi.
-
Suatu
penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki sesorang akan sesuatu
yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
-
Dalam
penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis
harus benar. Benar disini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal
maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan-aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti
isi atau bahan ynag dijadikan sebagai premis tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar